Senin, 17 Desember 2007

si Tulang



Seperti halnya rambut atau kulit, tulang juga harus dijaga kesehatannya sejak usia muda. Kalau tidak, gangguan pengeroposan tulang dapat terjadi sebelum usia Anda mencapai 50 tahun. Makanan dan olahraga tertentu dapat membantu menghambat tulang keropos.
Para ahli tulang menyarankan, awal usia 30-an sebaiknya sudah mulai merawat tulang sebaik-baiknya, terutama kaum wanita yang besar kemungkinannya mengalami osteoporosis (tulang keropos) setelah masa menaopause. Semakin panjang usia harapan hidup, semakin banyak penderita osteoporosis yang ditandai dengan hilangnya massa tulang secara berlebihan sehingga menyebabkan tulang menjadi lemah, tidak tahan terhadap tekanan sehingga mudah patah.
Pembentukan sel tulang
Pembentukan sel tulang diawali oleh adanya sel pembentuk tulang yang dinamakan sel osteogenik. Melalui proses mineralisasi, sel ini membentuk osteid yang berkembang menjadi osteosit padat, keras, dan kompak. Jadi, tulang kita terbentuk dari perkembangan sejumlah osteosit yang telah matang. Ada dua proses utama yang bekerja pada siklus tulang. Pertama, bone formation yaitu pembentukan sel-sel tulang melalui aktivitas sel osteoblast. Kedua, bone resorption yakni penguraian sel-sel tulang melalui aktivitas sel osteoclast. Proses resorpsi tulang diperlukan untuk menjamin persediaan ion-ion kalsium dalam plasma darah. Sekitar 0,4 - 1% kalsium total tulang merupakan cadangan yang dapat diserap kembali ke dalam darah dan didistribusikan ke seluruh sel jaringan. Kadar normal kalsium plasma berada pada kisaran 10 mg%.
Kondisi hipokalsemik atau kekurangan kalsium (kurang dari 10 mg%) dan hiperkalsemik atau kelebihan kalsium (lebih dari 10 mg%) akan terus dikendalikan dalam sistem homeostasis yang diatur secara otomatis oleh tubuh. Keadaan hipokalsemik merangsang terjadinya penyerapan kembali ion-ion kalsium dari tulang ke darah, sedangkan pada keadaan hiperkalsemik sistem tubuh akan melakukan penarikan ion-ion kalsium menjadi garam-garamnya, yang disimpan kembali di dalam tulang.

Osteoporosis terjadi akibat ketidakseimbangan antara proses demineralisasi - yang lebih tinggi - dan proses mineralisasi tulang. Tulang keropos banyak dialami oleh wanita usia menopause (50-an). Ketidakseimbangan itu terjadi karena penurunan drastis produksi hormon estrogen yang semestinya membantu penyerapan kalsium. Akibatnya, tulang kehilangan massa dalam jumlah besar sehingga kekuatannya pun menurun drastis. Bila kondisi ini dibiarkan, risiko terjadi patah tulang (fraktur) sulit dihindari.

Berbagai pemicu
Massa kalsium dalam tulang mencapai puncaknya pada usia 35 tahun, setelah itu terus menurun yang berarti pula osteoporosis mulai mengancam. Bahkan proses degenerasi dikatakan lebih awal lagi, sehingga di usia 20 - 30-an hendaknya mulai bersiap-siap menjaga kondisi tulang. Kekurangan kalsium dalam tulang memang merupakan proses alami yang sulit dihindari sejalan dengan bertambahnya umur.
Semakin tua, semakin cepat tubuh menyerap kalsium dari tulang sebelum sempat digantikan. Begitu wanita mencapai usia menopause, maka kadar kalsium dalam tulang semakin menurun. Diduga hal ini berkaitan erat dengan kemampuan tubuh mensekresi (menghasilkan) hormon estrogen. Hormon ini bekerja secara tidak langsung melalui pengaturan produksi hormon lainnya berdasarkan fungsi masing-masing.
Pada wanita dewasa yang sehat sekresi hormon kalsitonin juga dipengaruhi oleh adanya hormon estrogen. Jadi, dengan menurunnya sekresi estrogen ini, pengendalian sekresi kalsitonin pada sel parafolikuler tiroid menjadi terganggu. Maka pengeroposan tulang lebih cepat terjadi pada wanita menopause. Selain faktor menurunnya sekresi estrogen, ada beberapa pemicu lain lagi seperti jumlah vitamin D yang tidak cukup dalam tubuh, penyakit diabetes, merokok, terlalu banyak kalsium yang dikeluarkan dalam air seni, konsumsi kalsium yang kurang selama jangka waktu tertentu, ketidakmampuan usus menyerap kalsium, dan kurang berolahraga atau latihan yang menunjang kekuatan tulang. Selain itu terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, obat antiradang atau obat steroid, kafein atau terlalu banyak konsumsi protein yang akan mengurangi kadar kalsium dalam tubuh, kelainan anoreksia (tidak mau makan karena takut gemuk), faktor keturunan (kerangka tulang yang tipis dan kecil lebih mudah mengalami kelainan ini), serta gaya hidup yang yang tidak teratur atau banyak stress.

Cegahlah
Melihat sejumlah penyebab itu, gaya hidup dan kualitas hidup yang baik merupakan kunci untuk menghindari tulang keropos. Olahraga yang teratur dapat merangsang osteoblast untuk membentuk jaringan tulang yang kokoh. Wanita yang rajin berolahraga seperti latihan beban, jalan kaki, berenang, aerobik, dan suka berdansa jauh sebelum usia menopause terbukti lebih kokoh tulangnya. Olahraga yang terbukti bisa memperkokoh tulang itu dianjurkan dilakukan 3 kali seminggu masing-masing selama 30 menit. Bila mulai terjadi kekeroposan, olahraga yang disarankan adalah berenang. Namun perlu disadari, osteoporosis memang suatu proses yang terjadi secara alami, tidak dapat dihindarkan oleh siapa pun sejalan dengan pertambahan usia menjelang senja. Secara sederhana pencegahan dapat dilakukan dengan cara menghindari pemicu timbulnya penyakit dan juga meningkatkan kekuatan tulang dengan olahraga dan diet makanan yang baik dan seimbang.

Pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab terjadinya kasus.
Misalnya, osteoporosis yang disebabkan rendahnya kemampuan penyerapan kalsium pada usus halus karena kekurangan vitamin D dapat ditangani dengan penambahan vitamin D; kekurangan kalsium dalam diet dapat ditangani dengan asupan kalsium yang cukup. Orang dewasa membutuhkan sekitar 1.000 mg kalsium/hari.

Begitu Anda merasakan keluhan pada tulang, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Terutama bagi Anda yang sudah menginjak usia 30-an, hindari stres, makanlah dengan menu yang seimbang, olahraga atau latihan taratur dapat memperkokoh tulang.

Tidak ada komentar: